Kisah Nyesek di Balik Perolehan Emas Eki Febri di SEA GAMES 2017

Kisah Nyesek di Balik Perolehan Emas Eki Febri di SEA GAMES 2017

Perhelatan SEA Games 2017 akhirnya telah usai. Rabu malam kemarin closing ceremony dihelat di Stadion Bukit Jalil, Kuala Lumpur. Malaysia dengan bangga menyandang titel juara umum SEA Games tahun ini, meski banyak pihak yang merasa dirugikan, termasuk para atlet tanah air. Tentu masih belum lupa akan beberapa momen bikin gregetan macam wasit yang memberikan kartu kuning pada Evan Dimas, sampai walk outnya timnas takraw gara-gara dizalimi oleh pengadil lapangan.

Terlepas dari kecurangan-kecurangan yang membuat warga Indonesia semakin solid memberontak pada negeri Jiran itu, ternyata ada satu fakta mengejutkan datang dari Eki Febri Ekawati, seorang atlet shot put atau tolak peluru yang berhasil meraih medali emas pada ajang SEA Games 2017. Dirinya mengaku menanggung sendiri biaya akomodasi untuk SEA Games tahun ini. Bagaimana kira-kira perasaan penyabet medali emas untuk cabor tolak peluru ini ya? Simak ulasan berikut ini.

Antara Menangis Haru atau Miris

Sudah banyak beredar foto Eki ketika penyerahan medali. Ia tampak menangis di sana. Tapi siapa sangka tangisan tersebut adalah ungkapan haru serta miris. Haru karena ia berhasil membawa nama Indonesia bangga di ajang SEA Games 2017, dan miris karena sampai sekarang pemerintah Indonesia lewat Kementerian Pemuda dan Olahraga (KEMENPORA) belum mengganti uang akomodasi yang mencakup penginapan, makan, serta hal-hal kecil lainnya.

Antara Menangis Haru atau Miris

Eki mengaku lewat akun instagram pribadinya (@ekifebrie), bahwa uang akomodasi dari bulan Januari hingga Agustus untuk SEA Games tahun ini belum dibayarkan kepadanya, padahal perhelatan telah selesai. Ia menyebut birokrasi dan sistem di Indonesia bikin ribet, sehingga hasil yang didapat Indonesia tahun ini juga tidak maksimal. Wow, cukup mengejutkan ya!

10 Tahun Berlatih Balasan Kepada Eki Tidak Setimpal

Atlet 25 tahun ini menyatakan bahwa tahun ini genap 10 tahun ia menjadi atlet tolak peluru. Ia mengaku bahwa perjuangannya selama berlatih di Bandung akhirnya terbayarkan oleh keikutsertaannya pada SEA Games tahun ini. Eki sempat tidak bisa turut serta pada tahun 2013 dan 2015, namun ia yakin bahwa tahun ini ia bisa memberikan yang terbaik.

Selain itu, ia juga mengutip kata-kata dari pebulu tangkis Christian Hadinata yang sekarang telah menjadi pelatih, bahwa ia butuh 10 tahun untuk berlatih sebelum menjuarai All England. Tepat 10 tahun pula bagi Eki, menyabet medali emas dalam ajang SEA Games 2017, namun balasan pemerintah kepadanya malah seperti ini.

Disindir JK, Kemenpora Baru Bertindak

Wakil presiden Jusuf Kalla mengaku kecewa dengan hasil yang diperoleh kontingen Indonesia tahun ini. Melenceng jauh dari target, 61 medali emas yang diprediksikan hanya bisa diraih 38nya saja. Kemenpora sempat ketar-ketir melihat respon Jusuf Kalla dan berjanji akan melakukan evaluasi bersama untuk kontingen Indonesia tahun ini.

Namun, mari kita tilik lagi. Dilansir dari situs resmi KEMENPORA, kemenpora.go.id, tidak ada pernyataan soal biaya akomodasi Eki yang belum dibayarkan. Minimal, KEMENPORA bisa memberi pernyataan akan mengecek ulang soal biaya akomodasi tersebut. Namun, hasilnya pun nihil.

Netizen Terlalu Fokus Membalas Dendam pada Malaysia


Hal-hal di SEA Games 2017 yang membuat netizen geram, mulai dari insiden bendera terbalik hingga kecurangan-kecurangan pihak Malaysia dengan cepat menutup mata netizen terhadap kasus seperti yang dialami oleh atlet tolak peluru ini. Para warganet akhirnya fokus untuk membalas dendam pada Malaysia dengan cara ikut membalikkan bendera Malaysia dan memposting hal-hal tersebut di media sosial.


Padahal hal tersebut telah diwanti-wanti oleh Presiden Jokowi. Meskipun dirinya juga marah atas insiden yang disebabkan oleh pihak Malaysia, ia berpesan agar warga Indonesia tidak terlalu gegabah dalam menyikapi hal tersebut. Keriuhan netizen ini juga membuat hal-hal yang tak kalah penting seperti kasus Eki menjadi tidak terlihat.

Dengan adanya kasus Eki Febri Ekawati ini, segenap warga Indonesia harus bisa introspeksi diri. Apakah persiapan untuk mengantar atlet-atlet ke ajang perlombaan sudah siap betul, agar di tahun-tahun berikutnya bisa berlaga dengan maksimal. Kita doakan saja agar biaya Eki segera diganti oleh KEMENPORA. Netizen juga agaknya harus bisa lebih bijak untuk menyikapi permasalahan-permasalahan yang ada.

You Might Also Like

0 comments